YOUTUBE

PT BSI Dampingi Masyarakat Kembangkan Pelaku UMKM Olahan Produk Buah Naga

$rows[judul]
(Foto Humas PT. BSI/Lantaran.com)

Ada 20 pelaku UMKM di Pesanggaran yang telah mengantongi sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) dan sertifikasi halal pada 2023. Mereka terintegrasi pula dengan aplikasi Smart Kampung milik Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

Zaenab mengusulkan ada semacam tempat bersama untuk menjual semua produk UMKM binaan PT BSI. Tahun 2018, perusahaan memfasilitasi pembentukan UKM Center untuk menjadi semacam etalase sekaligus tempat penjualan terpadu produk-produk UMKM makanan olahan dari warga Kecamatan Pesanggaran, Siliragung, Bangorejo. Kecamatan Pesanggaran sendiri merupakan ring 1 wilayah operasi tambang.

Usulan itu dikabulkan. Pemberdayaan ekonomi masyarakat memang merupakan salah satu program prioritas tanggung jawab sosial perusahaan. PT BSI ingin berkhidmat memberi manfaat. Tak hanya di sektor UKM,, tapi dalam pemberdayaan ekonomi yang lain, seperti sektor peternakan dan pembangunan infrastuktur, pendidikan dan kesehatan di Banyuwangi.

Kurang lebih 100 orang pelaku UMKM bergabung dengan UKM Center tersebut. Namun, menurut Zaenab, tak semua rutin menitipkan makanan olahan produk mereka. "Yang rutin mengisi display berjualan sekitar 35-40 UKM," katanya.

Pandemi Covid-19 pada 2020 sempat memukul para pelaku UMKM ini. Produk mereka tak laku. Tanpa ada wisatawan yang datang ke Pulau Merah, omzet mereka benar-benar anjlok, hanya sekitar Rp 1-2 juta per bulan. Tak ada yang tahu kapan pandemi berakhir. Zaenab dan kawan-kawan mulai putus asa.

Baca Lainnya :

Tak ingin para pelaku UMKM mati, PT BSI memutuskan untuk membuka peluang penjualan di site atau dalam area tambang. "Kami dibikinkan toko untuk berjualan di sana. Alhamdulillah kami tidak terlalu terdampak. Teman-teman UMKM tetap bisa berproduksi, berjualan produk masing-masing," kata Zaenab.

Pandemi juga menguatkan ekosistem perekonomian di kawasan Pesanggaran. PT BSI membuat dan membina platform pemasaran digital bernama waruung.com. Melalui aplikasi ini, warga dan karyawan bisa memesan makanan dari para pelaku UMKM. Bisnis makanan pun berkembang. "Puji syukur roda ekonomi tetap berjalan di Pesanggaran pada saat pandemi," kata Namhar.

Setelah pandemi berlalu, omzet penjualan produk-produk UMKM di UKM Center melesat pada kisaran Rp 100-200 juta per bulan. Nama mereka mulai dikenal, dan pasar pun meluas tak hanya di lokal, namun juga menembus Kalimantan, Hongkong, Taiwan. "Teman-teman TKI membantu berjualan di luar negeri," kata Zaenab.